Jumat, 31 Januari 2020

Kelas 6 E dan F

Al Qur'an surat Al Hujarot syat: 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Tafsir ayat.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain) lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain) artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. (Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang bertobat.

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zuhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya'.

Kamis, 30 Januari 2020

Kelas 6 D, C, F dan B

Al Qur'an surat Al Hujarot syat: 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Tafsir ayat.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain) lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain) artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. (Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang bertobat.

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zuhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya'.

Rabu, 29 Januari 2020

Kelas 6 C dan A

Al Qur'an surat Al Hujarot syat: 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Tafsir ayat.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain) lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain) artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. (Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang bertobat.

Selasa, 28 Januari 2020

Kelas 6 D dan B

Al Qur'an surat Al Hujarot syat: 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Tafsir ayat.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain) lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain) artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. (Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang bertobat.

Senin, 27 Januari 2020

Kelas 6 A dan E

Al Qur'an surat Al Hujarot syat: 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Tafsir ayat.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain) lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain) artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. (Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang bertobat.

Jumat, 24 Januari 2020

Kelas 6 E dan F

QS. Al Maidah ayat 2.

 عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Tafsir ayat:
 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ (Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa) Yakni hendaklah kalian saling tolong menolong dalam hal tersebut. وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْإِثْمِ (dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa) Yakni bermaksiat kepada Allah. وَالْعُدْوٰنِ ۚ (dan pelanggaran) Yakni perbuatan yang mengandung kezaliman kepada orang lain

Berkata al-Mawardy : Perintah Allah kepada hamba-hamba Nya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan Dia menyandingkan perintah itu dengan Taqwa kepada-Nya : { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa", adalah karena dengan taqwa sesorang hamba akan meraih kerdhoan dari-Nya, dan dengan kebaikan dia akan meraah. 


). { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } Ayat ini tidak membedakan antara tolong menolong dalam kebaikan untuk maslahat keidupan dunia (yang sebenarnya dibolehkan oleh syari'at) dan maslahat untuk kebahagiaan akhirat.

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zuhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya'.

Kamis, 23 Januari 2020

Kelas 6 D, C, F dan B

QS. Al Maidah ayat 2.

 عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Tafsir ayat:
 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ (Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa) Yakni hendaklah kalian saling tolong menolong dalam hal tersebut. وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْإِثْمِ (dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa) Yakni bermaksiat kepada Allah. وَالْعُدْوٰنِ ۚ (dan pelanggaran) Yakni perbuatan yang mengandung kezaliman kepada orang lain

Berkata al-Mawardy : Perintah Allah kepada hamba-hamba Nya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan Dia menyandingkan perintah itu dengan Taqwa kepada-Nya : { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa", adalah karena dengan taqwa sesorang hamba akan meraih kerdhoan dari-Nya, dan dengan kebaikan dia akan meraah. 


). { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } Ayat ini tidak membedakan antara tolong menolong dalam kebaikan untuk maslahat keidupan dunia (yang sebenarnya dibolehkan oleh syari'at) dan maslahat untuk kebahagiaan akhirat.

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zuhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya'.

Rabu, 22 Januari 2020

Kelad 6 C dan A

QS. Al Maidah ayat 2.

 عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Tafsir ayat:
 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ (Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa) Yakni hendaklah kalian saling tolong menolong dalam hal tersebut. وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْإِثْمِ (dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa) Yakni bermaksiat kepada Allah. وَالْعُدْوٰنِ ۚ (dan pelanggaran) Yakni perbuatan yang mengandung kezaliman kepada orang lain

Berkata al-Mawardy : Perintah Allah kepada hamba-hamba Nya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan Dia menyandingkan perintah itu dengan Taqwa kepada-Nya : { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa", adalah karena dengan taqwa sesorang hamba akan meraih kerdhoan dari-Nya, dan dengan kebaikan dia akan meraah. 


). { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } Ayat ini tidak membedakan antara tolong menolong dalam kebaikan untuk maslahat keidupan dunia (yang sebenarnya dibolehkan oleh syari'at) dan maslahat untuk kebahagiaan akhirat.

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zuhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya'.

Selasa, 21 Januari 2020

Kelas 6 D dan B

QS. Al Maidah ayat 2.

 عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Tafsir ayat:
 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ (Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa) Yakni hendaklah kalian saling tolong menolong dalam hal tersebut. وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْإِثْمِ (dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa) Yakni bermaksiat kepada Allah. وَالْعُدْوٰنِ ۚ (dan pelanggaran) Yakni perbuatan yang mengandung kezaliman kepada orang lain

Berkata al-Mawardy : Perintah Allah kepada hamba-hamba Nya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan Dia menyandingkan perintah itu dengan Taqwa kepada-Nya : { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa", adalah karena dengan taqwa sesorang hamba akan meraih kerdhoan dari-Nya, dan dengan kebaikan dia akan meraah. 
). { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } Ayat ini tidak membedakan antara tolong menolong dalam kebaikan untuk maslahat keidupan dunia (yang sebenarnya dibolehkan oleh syari'at) dan maslahat untuk kebahagiaan akhirat.

Senin, 20 Januari 2020

Kelas 6 A dan E

 QS. Al Maidah ayat 2.

 عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Tafsir ayat:
 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ (Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa) Yakni hendaklah kalian saling tolong menolong dalam hal tersebut. وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى الْإِثْمِ (dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa) Yakni bermaksiat kepada Allah. وَالْعُدْوٰنِ ۚ (dan pelanggaran) Yakni perbuatan yang mengandung kezaliman kepada orang lain

Berkata al-Mawardy : Perintah Allah kepada hamba-hamba Nya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan Dia menyandingkan perintah itu dengan Taqwa kepada-Nya : { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa", adalah karena dengan taqwa sesorang hamba akan meraih kerdhoan dari-Nya, dan dengan kebaikan dia akan meraah. 
). { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ } Ayat ini tidak membedakan antara tolong menolong dalam kebaikan untuk maslahat keidupan dunia (yang sebenarnya dibolehkan oleh syari'at) dan maslahat untuk kebahagiaan akhirat.





Jumat, 17 Januari 2020

Kelas 6 E dan F

Isi Kandungan Surat Al Maun

Berikut ini isi kandungan surat Al Maun yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Surat Al Maun menunjukkan kepada Rasulullah, siapa orang-orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan.
2. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan agama.
3. Surat Al Maun menunjukkan ciri orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan yaitu suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberikan makanan kepada orang-orang miskin. Mereka juga lalai dari shalatnya, riya’ serta tidak mau menolong sesama.
4. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang lalai dari shalatnya. Yaitu orang yang lalai dari tujuan dan nilai-nilai shalat, mengerjakan shalat untuk dipuji orang dan tidak mau membantu orang lain.
5. Shalat yang diterima Allah dan menyelamatkan seseorang dari kecelakaan adalah shalat yang ikhlas serta berdampak pada kehidupannya, menjadi lebih bertaqwa kepada Allah dan lebih menyayangi sesama manusia.
6. Sebaliknya, Allah menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.
7. Islam mengajarkan hubungan baik kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas dan mengajarkan hubungan baik kepada sesama manusia dengan membantu orang lain dan menolong yang lemah; termasuk menyantuni anak-anak yatim dan memberi makanan orang-orang miskin.
Demikian isi kandungan Surat Al Maun. Semoga bermanfaat dan menjauhkan kita dari sifat-sifat pendusta agama. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zduhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya.

Kamis, 16 Januari 2020

Kelas 6 D, C, F dan B

Isi Kandungan Surat Al Maun

Berikut ini isi kandungan surat Al Maun yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Surat Al Maun menunjukkan kepada Rasulullah, siapa orang-orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan.
2. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan agama.
3. Surat Al Maun menunjukkan ciri orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan yaitu suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberikan makanan kepada orang-orang miskin. Mereka juga lalai dari shalatnya, riya’ serta tidak mau menolong sesama.
4. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang lalai dari shalatnya. Yaitu orang yang lalai dari tujuan dan nilai-nilai shalat, mengerjakan shalat untuk dipuji orang dan tidak mau membantu orang lain.
5. Shalat yang diterima Allah dan menyelamatkan seseorang dari kecelakaan adalah shalat yang ikhlas serta berdampak pada kehidupannya, menjadi lebih bertaqwa kepada Allah dan lebih menyayangi sesama manusia.
6. Sebaliknya, Allah menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.
7. Islam mengajarkan hubungan baik kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas dan mengajarkan hubungan baik kepada sesama manusia dengan membantu orang lain dan menolong yang lemah; termasuk menyantuni anak-anak yatim dan memberi makanan orang-orang miskin.
Demikian isi kandungan Surat Al Maun. Semoga bermanfaat dan menjauhkan kita dari sifat-sifat pendusta agama. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zduhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya.

Rabu, 15 Januari 2020

Kelad 6 C dan A

Isi Kandungan Surat Al Maun

Berikut ini isi kandungan surat Al Maun yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Surat Al Maun menunjukkan kepada Rasulullah, siapa orang-orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan.
2. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan agama.
3. Surat Al Maun menunjukkan ciri orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan yaitu suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberikan makanan kepada orang-orang miskin. Mereka juga lalai dari shalatnya, riya’ serta tidak mau menolong sesama.
4. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang lalai dari shalatnya. Yaitu orang yang lalai dari tujuan dan nilai-nilai shalat, mengerjakan shalat untuk dipuji orang dan tidak mau membantu orang lain.
5. Shalat yang diterima Allah dan menyelamatkan seseorang dari kecelakaan adalah shalat yang ikhlas serta berdampak pada kehidupannya, menjadi lebih bertaqwa kepada Allah dan lebih menyayangi sesama manusia.
6. Sebaliknya, Allah menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.
7. Islam mengajarkan hubungan baik kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas dan mengajarkan hubungan baik kepada sesama manusia dengan membantu orang lain dan menolong yang lemah; termasuk menyantuni anak-anak yatim dan memberi makanan orang-orang miskin.
Demikian isi kandungan Surat Al Maun. Semoga bermanfaat dan menjauhkan kita dari sifat-sifat pendusta agama. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat zduhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya.

Selasa, 14 Januari 2020

Kelas 6 D dan B

Isi Kandungan Surat Al Maun

Berikut ini isi kandungan surat Al Maun yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Surat Al Maun menunjukkan kepada Rasulullah, siapa orang-orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan.
2. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan agama.
3. Surat Al Maun menunjukkan ciri orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan yaitu suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberikan makanan kepada orang-orang miskin. Mereka juga lalai dari shalatnya, riya’ serta tidak mau menolong sesama.
4. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang lalai dari shalatnya. Yaitu orang yang lalai dari tujuan dan nilai-nilai shalat, mengerjakan shalat untuk dipuji orang dan tidak mau membantu orang lain.
5. Shalat yang diterima Allah dan menyelamatkan seseorang dari kecelakaan adalah shalat yang ikhlas serta berdampak pada kehidupannya, menjadi lebih bertaqwa kepada Allah dan lebih menyayangi sesama manusia.
6. Sebaliknya, Allah menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.
7. Islam mengajarkan hubungan baik kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas dan mengajarkan hubungan baik kepada sesama manusia dengan membantu orang lain dan menolong yang lemah; termasuk menyantuni anak-anak yatim dan memberi makanan orang-orang miskin.


Demikian isi kandungan Surat Al Maun. Semoga bermanfaat dan menjauhkan kita dari sifat-sifat pendusta agama. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]

Senin, 13 Januari 2020

Kelas 6 A dan E

Isi Kandungan Surat Al Maun

Berikut ini isi kandungan surat Al Maun yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Surat Al Maun menunjukkan kepada Rasulullah, siapa orang-orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan.
2. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan agama.
3. Surat Al Maun menunjukkan ciri orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan yaitu suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberikan makanan kepada orang-orang miskin. Mereka juga lalai dari shalatnya, riya’ serta tidak mau menolong sesama.
4. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang lalai dari shalatnya. Yaitu orang yang lalai dari tujuan dan nilai-nilai shalat, mengerjakan shalat untuk dipuji orang dan tidak mau membantu orang lain.
5. Shalat yang diterima Allah dan menyelamatkan seseorang dari kecelakaan adalah shalat yang ikhlas serta berdampak pada kehidupannya, menjadi lebih bertaqwa kepada Allah dan lebih menyayangi sesama manusia.
6. Sebaliknya, Allah menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.
7. Islam mengajarkan hubungan baik kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas dan mengajarkan hubungan baik kepada sesama manusia dengan membantu orang lain dan menolong yang lemah; termasuk menyantuni anak-anak yatim dan memberi makanan orang-orang miskin.
Demikian isi kandungan Surat Al Maun. Semoga bermanfaat dan menjauhkan kita dari sifat-sifat pendusta agama. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]

Jumat, 10 Januari 2020

Kelas 6 E dan F

Surat Al Maun beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Maun dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
(Aro,aital ladzii yukadzdzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim. Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin. Fawailul lil musholliinal ladziina hum ‘an sholaatihim saahuun. Alladziinahum yuroo,uun. Wayamna’uunal maa’uun)
Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Surat Al Maun (الماعون) adalah surat ke-107 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Maun.
Surat ini terdiri dari tujuh ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat At Takatsur dan sebelum Surat Al Kafirun.
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah. Sebagian ulama lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah, sedangkan ayat 4-7 turun di Madinah.

Dinamakan surat Al Maun yang berarti barang yang berguna, diambil dari ayat terakhir dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita.

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat Zduhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya'.

Kamis, 09 Januari 2020

Kelas 6 D, C, F dan B

Surat Al Maun beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Maun dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
(Aro,aital ladzii yukadzdzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim. Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin. Fawailul lil musholliinal ladziina hum ‘an sholaatihim saahuun. Alladziinahum yuroo,uun. Wayamna’uunal maa’uun)
Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Surat Al Maun (الماعون) adalah surat ke-107 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Maun.
Surat ini terdiri dari tujuh ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat At Takatsur dan sebelum Surat Al Kafirun.
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah. Sebagian ulama lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah, sedangkan ayat 4-7 turun di Madinah.

Dinamakan surat Al Maun yang berarti barang yang berguna, diambil dari ayat terakhir dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita.

Praktik shalat:
1. Shalat subuh.
2. Shalat Zduhur.
3. Shalat asar.
4. Shalat magrib.
5. Shalat isya'.

Rabu, 08 Januari 2020

Kelas 6 C dan A

Surat Al Maun beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Maun dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
(Aro,aital ladzii yukadzdzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim. Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin. Fawailul lil musholliinal ladziina hum ‘an sholaatihim saahuun. Alladziinahum yuroo,uun. Wayamna’uunal maa’uun)
Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Surat Al Maun (الماعون) adalah surat ke-107 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Maun.
Surat ini terdiri dari tujuh ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat At Takatsur dan sebelum Surat Al Kafirun.
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah. Sebagian ulama lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah, sedangkan ayat 4-7 turun di Madinah.


Dinamakan surat Al Maun yang berarti barang yang berguna, diambil dari ayat terakhir dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita.

Selasa, 07 Januari 2020

Kelas 6 D dan B

Surat Al Maun beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Maun dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
(Aro,aital ladzii yukadzdzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim. Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin. Fawailul lil musholliinal ladziina hum ‘an sholaatihim saahuun. Alladziinahum yuroo,uun. Wayamna’uunal maa’uun)
Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Surat Al Maun (الماعون) adalah surat ke-107 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Maun.
Surat ini terdiri dari tujuh ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat At Takatsur dan sebelum Surat Al Kafirun.
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah. Sebagian ulama lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah, sedangkan ayat 4-7 turun di Madinah.


Dinamakan surat Al Maun yang berarti barang yang berguna, diambil dari ayat terakhir dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita.

Senin, 06 Januari 2020

Kelas 6 A dan E

Surat Al Maun beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Maun dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
(Aro,aital ladzii yukadzdzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim. Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin. Fawailul lil musholliinal ladziina hum ‘an sholaatihim saahuun. Alladziinahum yuroo,uun. Wayamna’uunal maa’uun)
Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Surat Al Maun (الماعون) adalah surat ke-107 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Maun.
Surat ini terdiri dari tujuh ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat At Takatsur dan sebelum Surat Al Kafirun.
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah. Sebagian ulama lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah, sedangkan ayat 4-7 turun di Madinah.
Dinamakan surat Al Maun yang berarti barang yang berguna, diambil dari ayat terakhir dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita.

Haji dan umroh