Rabu, 22 April 2020

Kelas 6 C dan A

Pelajaran Agama Islam.

(Untuk kls 6 C)

     Untuk hari ini pak guru ingin melihat kemampuan anak2 kls 6 C dalam memahahi kisah Nabi Yunus as, Nabi Zakaria as dan Nabi Yahya as.
     Disini bapak akan memberi soal seputar kisah ketiga nabi tersebut diatas.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Mengapa Allah swt menghukum nabi yunus as dengan memerintahkan ikan paus  untuk menelan nabi?
2. Hukuman apa yang menimpa umat nabi yunus as saat beliau meninggalkan umatnya?
3. Tuliskan doa nabi yunus as saat menyadari kesalahanya?
4. Dalam usia 120 tahun nabi zakaria baru dikaruniai seorang anak, siapa nama anak nabi zakaria as?
5. Mengapa nabi zakaria as dan nabi yahya as dihukum mati oleh raja herodes?

a. Tulis jawabanmu dikertas (soal tdk usah ditulis)
b. Japri ke wa pk guru jika sudah selesai.
c. Selamat belajar.

(Untuk kls 6 A)

Pelajaran agama hari ini untuk kelas 6 (A) adalah pemahaman ayat suci al quran.

Surat yang akan kita bahas adalah surat An Nabaa ayat 1 sd 40.

Soalnya:
1. Tulis kata dalam surat an nabaa yang artinya (Allah swt, Tuhan, maha penyayang, maha pengasih atau salah satu dari asmaul husna.
2. Tulis kalimat arabnya.
3. Jawabanya cuman ada 5 kata.
4. Tulis kelima kata tersebut.
5. Foto jawabanmu dan japri.

Selamat belajar semoga sukses

Selasa, 21 April 2020

Kelas D dan B

Pelajaran Agama Islam.

     Untuk hari ini pak guru ingin melihat kemampuan anak2 dalam memahahi kisah Nabi Yunus as, Nabi Zakaria as dan Nabi Yahya as.
     Disini bapak akan memberi soal seputar kisah ketiga nabi tersebut diatas.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Mengapa Allah swt menghukum nabi yunus as dengan memerintahkan ikan paus  untuk menelan nabi?
2. Hukuman apa yang menimpa umat nabi yunus as saat beliau meninggalkan umatnya?
3. Tuliskan doa nabi yunus as saat menyadari kesalahanya?
4. Dalam usia 120 tahun nabi zakaria baru dikaruniai seorang anak, siapa nama anak nabi zakaria as?
5. Mengapa nabi zakaria as dan nabi yahya as dihukum mati oleh raja herodes?

a. Tulis jawabanmu dikertas (soal tdk usah ditulis)
b. Japri ke wa pk guru jika sudah selesai.
c. Selamat belajar.

Senin, 20 April 2020

Kelas 6 A dan E

          Pelajaran Agama Islam.

     Untuk hari ini pak guru ingin melihat kemampuan anak2 dalam memahahi kisah Nabi Yunus as, Nabi Zakaria as dan Nabi Yahya as.
     Disini bapak akan memberi soal seputar kisah ketiga nabi tersebut diatas.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Mengapa Allah swt menghukum nabi yunus as dengan memerintahkan ikan paus  untuk menelan nabi?
2. Hukuman apa yang menimpa umat nabi yunus as saat beliau meninggalkan umatnya?
3. Tuliskan doa nabi yunus as saat menyadari kesalahanya?
4. Dalam usia 120 tahun nabi zakaria baru dikaruniai seorang anak, siapa nama anak nabi zakaria as?
5. Mengapa nabi zakaria as dan nabi yahya as dihukum mati oleh raja herodes?

a. Tulis jawabanmu dikertas (soal tdk usah ditulis)
b. Japri ke wa pk guru jika sudah selesai.
c. Selamat belajar.

Jumat, 17 April 2020

Kelas 6 E dan F

Bu jas 2.688.500Kisah Nabi Zakaria AS
JAKARTA, iNews.id - Nabi Zakaria Alaihi Salam (AS) merupakan satu dari 25 nabi utusan Allah Swt. Menurut sebuah riwayat, Nabi Zakaria diangkat menjadi nabi pada usia 90 tahun. Dia diutus untuk mengembalikan akhlak Bani Israel di palestina yang banyak melakukan kemungkaran dan mengubah agama yang dibawa Musa AS.
Dalam Alquran, Nabi Zakaria disebut sebanyak delapan kali. Salah satunya di Surat Maryam ayat 2-11.
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّاۚ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۙ يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
Mufasir Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut menurut ahli qiroat yakni, alasan ketakutan Zakaria bila orang-orang yang akan menggantikannya nanti akan berlaku buruk terhadap manusia. Karena itu, Zakaria memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi nabi sesudahnya, untuk memimpin mereka dengan wahyu yang diturunkan kepadanya.
Sesungguhnya dalam hal ini Zakaria tidak mengkhawatirkan siapa yang bakal mewarisi harta peninggalannya, karena kenabian merupakan kedudukan yang paling besar dan paling mulia tingkatannya dibandingkan dengan kekhawatirannya akan pewaris dari darah dagingnya terhadap harta peninggalannya.
Zakaria berkeinginan agar kenabiannya itu diwarisi oleh ahli waris asabah-nya (garis keturunannya). Karena itu, ia memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang putra yang kelak akan mewarisi kenabiannya.
Tiada suatu kisah pun yang menyebutkan bahwa Zakaria mempunyai harta, bahkan dia adalah seorang tukang kayu, yang makan dari hasil keringatnya sendiri. Orang yang bermatapencaharian seperti itu tidaklah banyak memiliki harta, terlebih lagi seorang nabi, karena sesungguhnya para nabi adalah orang yang paling berzuhud terhadap duniawi.
Doa Nabi Zakaria kemudian diperkenankan Allah Swt sebagaimana dalam firman-Nya:
يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Artinya: Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia". (QS: Maryam: 6)
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di dalam mihrab (katanya), "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (Ali Imran: 38-39)
Qatadah, Ibnu Juraij, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa Allah belum pernah menamakan seseorang dengan nama Yahya.
Ali ibnu Abu Talhah yang telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan maknanya, bahwa sebelum itu tidak ada pasangan mandul yang dapat melahirkan anak seperti dia. Hal ini merupakan dalil yang menunjukkan bahwa Zakaria AS sebelumnya tidak punya anak; begitu pula istrinya, dia adalah seorang wanita yang mandul sejak semula.
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” Tuhan berfirman, "Demikianlah.” Tuhan berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.”
Zakaria merasa heran ketika doanya dikabulkan dan mendapat berita gembira akan kelahiran seorang putra, maka kegembiraannya meledak-ledak. Lalu ia bertanya tentang cara yang menyebabkan dia beranak, mengingat istrinya mandul, tidak punya anak sejak semula, lagi sudah tua. Dirinya pun tua serta tulang-tulangnya telah lemah lagi kurus. Tiada kemampuan lagi baginya untuk melakukan persetubuhan.
Yakni malaikat yang ditugaskan oleh-Nya menjawab keheranan Zakaria dari apa yang diberitakan kepadanya:
Demikianlah, Tuhanmu telah berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku." (Maryam: 9)
Artinya melahirkan anak dari kamu dan istrimu itu bukan dari lainnya adalah mudah sekali bagi Allah.
Kemudian disebutkan kepada Zakaria hal yang lebih mengherankan daripada apa yang dipertanyakannya.
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Tuhan berfirman, "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang.
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Nabi Zakaria:
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Maryam: 10)
Yakni pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, agar jiwaku tenteram dan hatiku gembira dengan apa yang Engkau janjikan.Berkata Zakaria, "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku mengandung)." Allah berfirman, "Tandanya bagimu kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.”(Ali Imran: 41)
Zakaria tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari tiga malam, kecuali hanya dengan isyarat seperti yang telah disebutkan di dalam surat Ali Imran ayat 41 tadi. Karena itulah dalam ayat surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya. (Maryam: 11)
Yakni dari tempat ia mendapat berita gembira akan beroleh anak laki-laki.
lalu ia memberi isyarat kepada mereka. (Maryam: 11)
Yakni memberi isyarat secara samar lagi cepat.
hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang. (Maryam: 11)
Maksudnya, meminta dukungan dari mereka agar mereka mengikuti apa yang diperintahkan kepadanya dalam masa-masa tiga hari itu. Bantuan tasbih mereka sebagai pendukung ungkapan rasa syukurnya kepada Allah Swt. atas karunia yang diberikan kepadanya.
Kemudian Allah Swt menceritakan perihal berita gembira yang disampaikan oleh malaikat kepada Zakaria:
Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya. (Ali Imran: 39)
Yaitu seorang anak laki-laki yang diciptakan buatmu dari tulang sul-bimu, bernama Yahya.
Ibnu Qatadah dan lain-lainnya mengatakan bahwa anak tersebut dinamakan Yahya tiada lain karena Allah menghidupkannya melalui iman (Zakaria).

Baca dan fahami kisah nabi diatas.
Tidak usah dirangkum cukup difahami saja.

Kamis, 16 April 2020

Kelas 6 D, C, F dan B

Pelajaran agama hari ini adalah pemahaman ayat suci al quran.

Surat yang akan kita bahas adalah surat An Nabaa ayat 1 sd 40.

Soalnya:
1. Tulis kata dalam surat an nabaa yang artinya (Allah swt, Tuhan, maha penyayang, maha pengasih atau salah satu dari asmaul husna.
2. Tulis kalimat arabnya.
3. Jawabanya cuman ada 5 kata.
4. Tulis kelima kata tersebut.
5. Foto jawabanmu dan japri.

Selamat belajar semoga sukses.

Rabu, 15 April 2020

Kelas 6 A dan C

Bu jas 2.688.500Kisah Nabi Zakaria AS
JAKARTA, iNews.id - Nabi Zakaria Alaihi Salam (AS) merupakan satu dari 25 nabi utusan Allah Swt. Menurut sebuah riwayat, Nabi Zakaria diangkat menjadi nabi pada usia 90 tahun. Dia diutus untuk mengembalikan akhlak Bani Israel di palestina yang banyak melakukan kemungkaran dan mengubah agama yang dibawa Musa AS.
Dalam Alquran, Nabi Zakaria disebut sebanyak delapan kali. Salah satunya di Surat Maryam ayat 2-11.
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّاۚ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۙ يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
Mufasir Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut menurut ahli qiroat yakni, alasan ketakutan Zakaria bila orang-orang yang akan menggantikannya nanti akan berlaku buruk terhadap manusia. Karena itu, Zakaria memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi nabi sesudahnya, untuk memimpin mereka dengan wahyu yang diturunkan kepadanya.
Sesungguhnya dalam hal ini Zakaria tidak mengkhawatirkan siapa yang bakal mewarisi harta peninggalannya, karena kenabian merupakan kedudukan yang paling besar dan paling mulia tingkatannya dibandingkan dengan kekhawatirannya akan pewaris dari darah dagingnya terhadap harta peninggalannya.
Zakaria berkeinginan agar kenabiannya itu diwarisi oleh ahli waris asabah-nya (garis keturunannya). Karena itu, ia memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang putra yang kelak akan mewarisi kenabiannya.
Tiada suatu kisah pun yang menyebutkan bahwa Zakaria mempunyai harta, bahkan dia adalah seorang tukang kayu, yang makan dari hasil keringatnya sendiri. Orang yang bermatapencaharian seperti itu tidaklah banyak memiliki harta, terlebih lagi seorang nabi, karena sesungguhnya para nabi adalah orang yang paling berzuhud terhadap duniawi.
Doa Nabi Zakaria kemudian diperkenankan Allah Swt sebagaimana dalam firman-Nya:
يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Artinya: Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia". (QS: Maryam: 6)
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di dalam mihrab (katanya), "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (Ali Imran: 38-39)
Qatadah, Ibnu Juraij, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa Allah belum pernah menamakan seseorang dengan nama Yahya.
Ali ibnu Abu Talhah yang telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan maknanya, bahwa sebelum itu tidak ada pasangan mandul yang dapat melahirkan anak seperti dia. Hal ini merupakan dalil yang menunjukkan bahwa Zakaria AS sebelumnya tidak punya anak; begitu pula istrinya, dia adalah seorang wanita yang mandul sejak semula.
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” Tuhan berfirman, "Demikianlah.” Tuhan berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.”
Zakaria merasa heran ketika doanya dikabulkan dan mendapat berita gembira akan kelahiran seorang putra, maka kegembiraannya meledak-ledak. Lalu ia bertanya tentang cara yang menyebabkan dia beranak, mengingat istrinya mandul, tidak punya anak sejak semula, lagi sudah tua. Dirinya pun tua serta tulang-tulangnya telah lemah lagi kurus. Tiada kemampuan lagi baginya untuk melakukan persetubuhan.
Yakni malaikat yang ditugaskan oleh-Nya menjawab keheranan Zakaria dari apa yang diberitakan kepadanya:
Demikianlah, Tuhanmu telah berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku." (Maryam: 9)
Artinya melahirkan anak dari kamu dan istrimu itu bukan dari lainnya adalah mudah sekali bagi Allah.
Kemudian disebutkan kepada Zakaria hal yang lebih mengherankan daripada apa yang dipertanyakannya.
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Tuhan berfirman, "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang.
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Nabi Zakaria:
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Maryam: 10)
Yakni pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, agar jiwaku tenteram dan hatiku gembira dengan apa yang Engkau janjikan.Berkata Zakaria, "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku mengandung)." Allah berfirman, "Tandanya bagimu kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.”(Ali Imran: 41)
Zakaria tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari tiga malam, kecuali hanya dengan isyarat seperti yang telah disebutkan di dalam surat Ali Imran ayat 41 tadi. Karena itulah dalam ayat surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya. (Maryam: 11)
Yakni dari tempat ia mendapat berita gembira akan beroleh anak laki-laki.
lalu ia memberi isyarat kepada mereka. (Maryam: 11)
Yakni memberi isyarat secara samar lagi cepat.
hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang. (Maryam: 11)
Maksudnya, meminta dukungan dari mereka agar mereka mengikuti apa yang diperintahkan kepadanya dalam masa-masa tiga hari itu. Bantuan tasbih mereka sebagai pendukung ungkapan rasa syukurnya kepada Allah Swt. atas karunia yang diberikan kepadanya.
Kemudian Allah Swt menceritakan perihal berita gembira yang disampaikan oleh malaikat kepada Zakaria:
Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya. (Ali Imran: 39)
Yaitu seorang anak laki-laki yang diciptakan buatmu dari tulang sul-bimu, bernama Yahya.
Ibnu Qatadah dan lain-lainnya mengatakan bahwa anak tersebut dinamakan Yahya tiada lain karena Allah menghidupkannya melalui iman (Zakaria).

Baca dan fahami kisah nabi diatas.
Tidak usah dirangkum cukup difahami saja.

Selasa, 14 April 2020

Kelas 6 D dan B


Kisah Nabi Zakaria AS
JAKARTA, iNews.id - Nabi Zakaria Alaihi Salam (AS) merupakan satu dari 25 nabi utusan Allah Swt. Menurut sebuah riwayat, Nabi Zakaria diangkat menjadi nabi pada usia 90 tahun. Dia diutus untuk mengembalikan akhlak Bani Israel di palestina yang banyak melakukan kemungkaran dan mengubah agama yang dibawa Musa AS.
Dalam Alquran, Nabi Zakaria disebut sebanyak delapan kali. Salah satunya di Surat Maryam ayat 2-11.
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّاۚ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۙ يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
Mufasir Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut menurut ahli qiroat yakni, alasan ketakutan Zakaria bila orang-orang yang akan menggantikannya nanti akan berlaku buruk terhadap manusia. Karena itu, Zakaria memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi nabi sesudahnya, untuk memimpin mereka dengan wahyu yang diturunkan kepadanya.
Sesungguhnya dalam hal ini Zakaria tidak mengkhawatirkan siapa yang bakal mewarisi harta peninggalannya, karena kenabian merupakan kedudukan yang paling besar dan paling mulia tingkatannya dibandingkan dengan kekhawatirannya akan pewaris dari darah dagingnya terhadap harta peninggalannya.
Zakaria berkeinginan agar kenabiannya itu diwarisi oleh ahli waris asabah-nya (garis keturunannya). Karena itu, ia memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang putra yang kelak akan mewarisi kenabiannya.
Tiada suatu kisah pun yang menyebutkan bahwa Zakaria mempunyai harta, bahkan dia adalah seorang tukang kayu, yang makan dari hasil keringatnya sendiri. Orang yang bermatapencaharian seperti itu tidaklah banyak memiliki harta, terlebih lagi seorang nabi, karena sesungguhnya para nabi adalah orang yang paling berzuhud terhadap duniawi.
Doa Nabi Zakaria kemudian diperkenankan Allah Swt sebagaimana dalam firman-Nya:
يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Artinya: Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia". (QS: Maryam: 6)
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di dalam mihrab (katanya), "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (Ali Imran: 38-39)
Qatadah, Ibnu Juraij, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa Allah belum pernah menamakan seseorang dengan nama Yahya.
Ali ibnu Abu Talhah yang telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan maknanya, bahwa sebelum itu tidak ada pasangan mandul yang dapat melahirkan anak seperti dia. Hal ini merupakan dalil yang menunjukkan bahwa Zakaria AS sebelumnya tidak punya anak; begitu pula istrinya, dia adalah seorang wanita yang mandul sejak semula.
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” Tuhan berfirman, "Demikianlah.” Tuhan berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.”
Zakaria merasa heran ketika doanya dikabulkan dan mendapat berita gembira akan kelahiran seorang putra, maka kegembiraannya meledak-ledak. Lalu ia bertanya tentang cara yang menyebabkan dia beranak, mengingat istrinya mandul, tidak punya anak sejak semula, lagi sudah tua. Dirinya pun tua serta tulang-tulangnya telah lemah lagi kurus. Tiada kemampuan lagi baginya untuk melakukan persetubuhan.
Yakni malaikat yang ditugaskan oleh-Nya menjawab keheranan Zakaria dari apa yang diberitakan kepadanya:
Demikianlah, Tuhanmu telah berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku." (Maryam: 9)
Artinya melahirkan anak dari kamu dan istrimu itu bukan dari lainnya adalah mudah sekali bagi Allah.
Kemudian disebutkan kepada Zakaria hal yang lebih mengherankan daripada apa yang dipertanyakannya.
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Tuhan berfirman, "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang.
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Nabi Zakaria:
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Maryam: 10)
Yakni pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, agar jiwaku tenteram dan hatiku gembira dengan apa yang Engkau janjikan.Berkata Zakaria, "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku mengandung)." Allah berfirman, "Tandanya bagimu kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.”(Ali Imran: 41)
Zakaria tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari tiga malam, kecuali hanya dengan isyarat seperti yang telah disebutkan di dalam surat Ali Imran ayat 41 tadi. Karena itulah dalam ayat surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya. (Maryam: 11)
Yakni dari tempat ia mendapat berita gembira akan beroleh anak laki-laki.
lalu ia memberi isyarat kepada mereka. (Maryam: 11)
Yakni memberi isyarat secara samar lagi cepat.
hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang. (Maryam: 11)
Maksudnya, meminta dukungan dari mereka agar mereka mengikuti apa yang diperintahkan kepadanya dalam masa-masa tiga hari itu. Bantuan tasbih mereka sebagai pendukung ungkapan rasa syukurnya kepada Allah Swt. atas karunia yang diberikan kepadanya.
Kemudian Allah Swt menceritakan perihal berita gembira yang disampaikan oleh malaikat kepada Zakaria:
Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya. (Ali Imran: 39)
Yaitu seorang anak laki-laki yang diciptakan buatmu dari tulang sul-bimu, bernama Yahya.
Ibnu Qatadah dan lain-lainnya mengatakan bahwa anak tersebut dinamakan Yahya tiada lain karena Allah menghidupkannya melalui iman (Zakaria).

Baca dan fahami kisah nabi diatas.
Tidak usah dirangkum cukup difahami saja.

Senin, 13 April 2020

Kelas 6

#BelajarbarengTVRI#

Assalamualaikum Wr  Wb, kepada seluruh siswa siswi   Tengah, kami menyampaikan masa perpanjangan belajar dirumah diperpanjang sampai dengan 29  Mei 2020.
Karena Indonesia ini luas dan penetrasi internet belum merata sampai ke pelosok.. tapi mungkin sudah ada yang pakai antenna UHF/ parabola tuk nonton TV.. mulai senin  tanggal 13 April 2020
Kemendikbud bekerjasama dengan TVRI menyelenggarakan #belajarbarengTVRI

jadwalnya :

08.00 - 08.30 - PAUD
08.30 - 09.00 - Kelas 1 - 3
10.00 - 10.30 - Kelas 4 - 6
10.30 - 11.00 - SMP
14.00 - 14.30 - SMA
14.30 - 15.00 - Parenting

Dan mohon pada orang tua untuk memantau kegiatan putra putrinya, dan hatur nuhun atas kerjasamanya dan semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan lindungan-NYA aamiin.... wasalam

Untuk hari ini senin 13 April belajar Matematika.




Kamis, 09 April 2020

Kelas 6 D, C, F dan B

Pelajaran Agama Untuk kls 6 B, C, D, F adalah praktik Agama.
Tulislah doa dibawah ini dibukumu lalu dihafalkan.
Kirim tulisanmu (japri) beserta video hafalanmu (gk usah pakai arti hafalanya).

 Doa Tolak Bala
اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلَآءَ وَالْبَلَآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بَلْدَانِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّى شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Artinya :
“Ya Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan, cobaan hidup, penyakit-penyakit, wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-ancaman yang beraneka ragam, paceklik-paceklik dan segala ujian, yang lahir maupun batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, karena sesungguhnya engkau atas segala sesuatu adalah kuasa.”

Rabu, 08 April 2020

Kelas 6 A dan C

Pelajaran Agama untuk kls 6 A adalah praktik menulis arab.

Tugas:
1. Tulislah al Quran surat An Nabaa dg rapih dan benar.
2. Kirim hasil tulisanmu (japri) hari ini juga.



Pelajaran Agama dan Akidah Akhlak untuk kelas 6 C
Tugas : buatlah rangkuman kisah nabi yunus as dan japri hasil rangkumanmu.





1. Kisah Nabi Yunus ‘Alaihissalam.







Di daerah Mosul, Irak, terdapat sebuah kampung bernama Ninawa yang penduduknya berpaling dari jalan Allah yang lurus dan malah menyembah patung dan berhala. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin memberikan petunjuk kepada mereka dan mengembalikan mereka ke jalan yang lurus, maka Dia mengutus Nabi Yunus ‘alaihissalam untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah ‘Azza wa Jalla.

Akan tetapi mereka menolak beriman kepada Allah dan tetap memilih menyembah patung dan berhala. Mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan dan petunjuk, mereka mendustakan Nabi Yunus ‘alaihissalam, mengolok-olok dan menghinanya. Maka Nabi Yunus pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi terhadap keimanan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mewahyukan kepada Yunus untuk memberitahukan kaumnya, bahwa Allah akan mengadzab mereka karena sikap mereka itu setelah berlalu tiga hari. Lalu Nabi Yunus menyampaikan perihal adzab itu kepada kaumnya dan mengancam kaumnya dengan adzab Allah, kemudian ia pergi meninggalkan mereka.
Ketika itu, kaum Yunus telah mengetahui, bahwa Nabi Yunus telah pergi meninggalkan mereka sehingga mereka yakin adzab akan turun dan bahwa Yunus adalah seorang nabi, maka mereka segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kembali kepada-Nya, dan menyesali sikap mereka.
Ketika itu, kaum lelaki, wanita, dan anak-anak menangis karena takut adzab menimpa mereka, dan mereka berdoa dengan suara keras kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar adzab itu diangkat dari mereka. Saat Allah melihat jujurnya taubat mereka, maka Dia menghilangkan adzab itu dari mereka serta menjauhkannya. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)
Setelah peristiwa itu, Yunus tetap meninggalkan kampung kaumnya karena marah padahal Allah belum mengizinkannya, maka Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, maka ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam[1].
Oleh ketika itu, kapal yang ditumpangi membawa barang-barang yang berat, lalu sebagiannya dilempar ke laut untuk meringankan beban. Tetapi ternyata, kapal itu tetap saja oleng hampir  tenggelam, maka para penumpangnya bermusyawarah untuk meringankan beban kapal dengan melempar seseorang ke laut, maka mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh kepada diri Yunus, tetapi mereka tidak mau jika Yunus harus terjun ke laut, maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata jatuh kepada Yunus lagi, hingga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. Maka Yunus bangkit dan melepas bajunya, kemudian melempar dirinya ke laut.
Pada saat yang bersamaan, Allah telah mengirimkan ikan besar kepadanya dan mengilhamkan kepadanya untuk menelan Yunus dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya, maka ikan itu melakukannya. Ia menelan Nabi Yunus ke dalam perutnya tanpa mematahkan tulang dan merobek dagingnya, dan Yunus pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu. Ketika Yunus mendengar ucapan tasbih dari kerikil di bawah laut, maka di kegelapan itu Yunus berdoa, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Yunus berada dalam tiga kegelapan; kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)
Para ulama berselisih tentang berapa lama Nabi Yunus tinggal di dalam perut ikan. Menurut Qatadah, tiga hari. Menurut Abu Ja’far ash-Shaadiq, tujuh hari, sedangkan menurut Abu Malik, empat puluh hari. Mujahid berkata dari asy-Sya’bi, “Ia ditelan di waktu duha dan dimuntahkan di waktu sore.”
Wallahu a’lam.
Kemudian Allah memerintahkan ikan itu memuntahkan Yunus ke pinggir pantai, lalu Allah tumbuhkan di sana sebuah pohon sejenis labu yang memiliki daun yang lebat yang dapat menaungi Nabi Yunus dan menjaganya dari panas terik matahari. Allah Ta’ala berfirman,
“Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.” (QS. ash-Shaaffaat: 145-146)
Ketika Yunus dimuntahkan dari perut ikan yang keadaannya seperti anak burung yang telanjang dan tidak berambut. Lalu Allah menumbuhkan pohon sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dengannya dan makan darinya. Selanjutnya pohon itu kering, lalu Yunus menangis karena keringnya pohon itu. Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Apakah kamu menangis karena pohon itu kering. Namun kamu tidak menangis karena seratus ribu orang atau lebih yang ingin engkau binasakan.”
Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Yunus agar kembali kepada kaumnya untuk memberitahukan mereka, bahwa Allah Ta’ala telah menerima taubat mereka dan telah ridha kepada mereka. Maka Nabi Yunus ‘alaihissalam melaksanakan perintah itu, ia pergi mendatangi kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kaumnya pun telah beriman dan Allah memberikan berkah kepada harta dan anak-anak mereka, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya,
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.–Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. ash-Shaaffaat: 147-148)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Yunus ‘ailaihissalam dalam Alquran, Dia berfirman,
“Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).” (QS. Al An’aam: 86)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memuji Nabi Yunus ‘alaihissalam dalam sabdanya,
لاَ يَنْبَغِي لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ: أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى
Tidak layak bagi seorang hamba mengatakan, “Saya (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) lebih baik daripada Yunus bin Mata.” (Muttafaq ‘alaih)
Beliau mengucapkan demikian karena tawadhunya. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian karena sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya lebih utama di atas para nabi yang lain. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian untuk menghindari adanya sikap orang bodoh yang merendahkan martabat Nabi Yunus karena kisah yang disebutkan dalam Alquran, wallahu a’lam.
Dan tentang doa Nabi Yunus ‘alaihissalam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الحُوتِ: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
“Doa Dzunnun (Nabi Yunus ‘alaihissalam) ketika di perut ikan adalah “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Sesungguhnya tidak seorang muslim pun yang berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah akan mengabulkan doanya.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.


Pelajaran Akidah Akhlak untuk kls 6 C.

Tugas: rangkumlah melestarilan lingkungan, japri hasil rangkumanmu hari ini juga.


Pengertian Pelestarian Lingkungan Hidup

Dalam hal ini kata pelestarian berasal dari kata “lestari” yang berarti tetap seperti keadaan semula, tidak berubah, bertahan kekal. Kemudian mendapat tambahan pe dan akhiran an, menjadi pelestarian yang berarti proses, cara, perbuatan melestarikan, perlindungan dari kemusnahan dan kerusakan, pengawetan, konservasi, pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.
Sedangkan lingkungan hidup berarti; kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnnya, lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.
Lingkungan hidup tidak saja bersifat fisik seperti tanah, udara, air, cuaca dan sebagainya, namun dapat juga berupa sebagai lingkungan kemis maupun lingkungan sosial. lingkungan sosial meliputi antara lain semua faktor atau kondisi di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan sosiologis, misalnya; ekonomi, politik dan sosial budaya.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

Tujuan pembangunan di samping membentuk manusia Indonesia seutuhnya juga mengatasi dan menjaga agar sumber daya alam dan lingkungan tetap lestari. Untuk itu masyarakat harus:
  • Menjaga agar tidak merusak lingkungan.
  • Memelihara dan mengembangkan agar sebagai sumber daya alam tetap tersedia.
  • Daya guna dan hasil guna harus dilihat dalam batas-batas yang optimal.
  • Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain.
  • Dan pilihan penggunaan sumber daya alam guna persiapan di masa depan.

Usaha Melestarikan

Adapu dalam usaha untuk melestarikan lingkunga hidup yang diantaranya yaitu:

Rehabilitasi Lahan Kritis

  • Rehabilitasi lahan kritis dilakukan dengan cara pengelolaan dan pengolahan tanah, sistem irigasi, pola tanam, pemberantasan hama dan gulma, pencemaran air dan sebagainya. Untuk daerah rawan erosi terutama di daerah bantaran sungai, lereng pengunungan, dilakukan dengan cara penanaman dengan terasering, tanaman penguat dan pola tanam dari lahan terbuka ke lahan model kontur.
  • Rehabilitasi lahan hutan karena pola ladang berpindah dilakukan dengan cara memberi pengarahan tentang kerugian ladang berpindah kepada para peladang. Penertiban kawasan hutan, sosialisasi aturan, larangan dan sanksi, kepada seluruh masyarakat, baik para pengusaha yang memiliki hak penebangan hutan maupun masyarakat tradisional yang hidup di dekat hutan.

Mencegah Pencemaran Air

  • Melindungi tata air dengan cara rehabilitasi hutan lindung, pencegahan kerusakan hutan, perluasan hutan, mencegah erosi untuk daerah yang hujannya tinggi, pengawetan tanah. Melindungi sungai dari pencemaran limbah buangan rumah tangga, industri. Membuat peresapan air hujan untuk daerah yang padat pemukiman.
  • Mengawasi sistem pembuangan limbah ke laut, sistem penangkapan ikan dengan racun dan perlindungan karang laut. Contohnya di sepanjang pantai utara Jawa, sekitar krakatau, selat malaka kepulauan mentawai.

Mencegah Pencemaran Udara


  • Terutama kawasan industri dan kota-kota besar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan telah dilakukan pengawasan tingkat pencemaran pabrik dan kendaraan bermotor.
  • Di Jakarta pada tahun 2005 telah diberlakukan pelarangan merokok di tempat umum, yang melanggar sanksinya sangat keras yakni dapat didenda hingga Rp 50 juta rupiah atau hukuman kurungan hingga enam bulan.
  • Demikian pula kendaraan bermotor yang banyak mengeluarkan asap juga dilarang di beberapa tempat tertentu di perkotaan. Hal itu semua dilakukan agar lingkungan hidup kita tidak semakin rusak.

Haji dan umroh