Selasa, 10 Maret 2020

Kelas 6 D dan B

Prilaku Berbaik Sangka.

Husnuzan secara bahasa berarti “berbaik sangka”  lawan katanya adalah su’uzan yang  berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah cara pandang seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya.

Sebaliknya orang yang pemikirannya senantiasa dikuasai oleh sikap su’uzan selalu akan memandang segala sesuatu jelek, seolah-olah tidak ada sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah dikungkung oleh sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Sikap buruk sangka identik dengan rasa curiga, cemas, amarah dan benci padahal kecurigaan, kecemasan, kemarahan dan kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas penyebabnya, terkadang apa yang ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang lain sama sekali tak terbukti.

Kembali kepada husnuzan, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
  1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup.  
  2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan optimis serta inisiatif
  3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang, berpikir positif dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga.
MACAM-MACAM HUSNUZAN

1.     Husnuzan Kepada Allah

Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri adalah adalah sifat husnuzan kepada Allah, sikap ini ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak allah terhadap hamba-Nya. Karena banyak hal yang terjadi pada kita seperti musibah membuat kita secara tidak langsung menganggap Allah telah tidak adil, padahal sebagai seorang mukmin sejati semestinya kita harus senantiasa menganggap apa yang ditakdirkan Allah kepada kita adalah yang terbaik.

Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah, akan tetapi jangan sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya menyalahkan Allah sebagai Penguasa Takdir. Sikap terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan cara segera menata hati dan perasaan kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang ditakdirkan Allah kepada hamba-Nya mengandung hikmah. Inilah yang disebut dengan sikap husnuzan kepada Allah.
Sebagai seseorang mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas apa yang terjadi terhadap hamba-Nya, karena itu kita semestinya berpikir optimis, yakin bahwa rahmat dan karunia yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan pernah putus. Sebagaimana Firman Allah Swt :


وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ


“Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu” (Q.S.Al-A’raf : 156)

Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah dalam segala hal dan keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, ketika kita senang dan suka karena mendapatkan rezeki dan kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya saat kita dalam keadaan nestapa dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan hendaknya tetap ber-husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh Allah, baik berupa kenikmatan maupun cobaan tentu mengandung banyak hikmah dan kebaikan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits Qudis yang artinya :
“Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia berprasangka baik maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia berprasangka buruk maka akan mendapatkan leburukan” (H.R.at-Tabrani dan Ibnu Hiban).

2. Husnuzan terhadap Diri Sendiri

Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah berperasangka baik terhadap kemampuan yang dimilki oleh diri sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri dan tidak merasa rendah diri di hadapan orang lain. Orang yang memiliki sikap husnuzan terhadap diri sendiri akan senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk meraih sukses dalam setiap langkahnya. Sebab ia telah mengenali dengan baik kemempuan yang dimilikinya, sekaligus menerima kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat menetahui kapan ia harus maju dan tampil di depan dan kapan harus menahan diri karena tidak punya kemampuan di bidang itu.

3. Husnuzan terhadap Sesama Manusia

Husnuzan terhadap sesama manusia artinya adalah berprasangka baik terhadap sesama dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap apriori. Semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan. Orang yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya akan memiliki banyak teman, disukai kawan dan disegani lawan.

Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di Sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarkat. Sebab tidak ada pergaulan yang rukun dan harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu lainnya.

CONTOH PERILAKU HUSNUZAN

1. Husnuzan kepada Allah dan Sabar Menghadapi Cobaan-Nya

Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan qadar yang diberikan Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya, karena Allah Swt. bertindak terhadap hamba-Nya seperti yang disangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah Swt., maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya, maka baik pulalah prasangka Allah kepada hamba-Nya.

Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah :
a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan.
c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d. Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.

2. Husnuzan kepada Diri Sendiri

Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri dan meyakini akan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Husnuzan kepada diri sendiri dapat ditunjukkan dengan sikap gigih dan optimis. Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah dan ulet atau berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Sedangkan optimis adalah sikap yang selalu memiliki harapan baik dan positif dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah :
1. Membentuk pribadi yang tangguh
2. Menjadikan seseorang teguh pendirian dan tidak mudah terpengaruh
3. Menjadikan seseorang kreatif.
4. Menyebabkan tidak gampang putus asa dan menyerah terhadap keadaan
5. Berinisiatif, artinya pelopor atau langkah pertama atau senantiasa berbuat sesuatu yang 
    sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi. 
    Adapun ciri-ciri orang penuh inisiatif adalah kreatif dan tidak kenal putus asa 

3. Husnuzan kepada Sesama Manusia

Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif dan sikap saling menghormati antar sesama hamba Allah tanpa ada rasa curiga, dengki dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.

Nilai dan manfaat dari sikap Husnuzan kepada manusia mengandung nilai dan manfaat sebagai berikut :
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
b. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.

HIKMAH HUSNUZAN

Di antara hikmah husnuzan adalah sebagai berikut :
1.  Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, artinya melaksanakan perintah Allah dan 
     Rasul serta menjauhi segala larangannya, melaksanakan jihad fisabillilah dan mencintai
     sesama manusia karena Allah.
2.  Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
3.  Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal.
4.  Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah
5.  Al – afwu (pemaaf)
6.  Al – wafa (menepati janji)
7.  Mendorong manusia mencapai kemajuan.
8.  Menimbulkan ketentraman.
9.  Menghilangkan kesulitan dan kepahitan.
10.Membuahkan kreasi yang produktif dan daya cita yang berguna.

Hidup Rukun.

Pengertian Hidup Rukun

Hidup rukun merupakan hidup yang saling harga menghargai, hormat menghormati serta juga saling menyanyangi di antara sesama manusia. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan perilaku manusia terhadap manusia yang lainnya. Kondisi dari kehidupan yang rukun tersebut akan menimbulkan rasa bahu membahu, saling tolong menolong, serta menjauhi perselisihan dan pertikaian antara sesama manusia . Kehidupan mereka yang dapat hidup rukun antar sesama juga akan dipenuhi kedamaian dan ketentraman. dibawah ini merupakan bentuk-bentuk dalam hidup rukun.

Bentuk-Bentuk Hidup Rukun :


Dibawah ini merupakan bentuk-bentuk dari hidup rukun, antara lain sebagai berikut :
  • 1. Rukun keluarga

Bentuk rukun dari hal yang paling kecil tapi juga penting yakni hidup rukun di keluarga. Rukun keluarga ini yang akan menjadi pondasi atau dasar dalam membentuk kerukunan-kerukunan yang lebih besar. Hubungan antara keluarga yang harmonis, saling menghargai, saling memahami, dan saling melengkapi merupakan bentuk dari rukun keluarga.
  • 2. Rukun tetangga

Rukun tetangga ini juga merupakan dasar dari pembentukan kerukunan untuk skala yang lebih besar. Kerukunan tetangga tersebut dapat terlihat dari hubungan saling menghormati diantara tetangga satu dengan tentangga yang lainnya. Rukun tentang ini juga dapat ditimbulkan dari perilaku yang saling tolong menolong, saling menyapa, dan lain sebagainya.
  • 3. Rukun warga

Dari rukun tetangga maka akan melebar ke arah rukun warga, tentu sebagai contoh rukun warga yang baik dapat dilakukan dan dapat terjalin dengan saling gotong royong dan saling menjaga ketentram daerah masing -masing individu, dengan mengurangi keegoisan masing-masing. Adanya kerukunan antar tetangga yang kuat akan membentuk kerukunan warga.
  • 4. Rukun desa

Kerukunan yang terbentuk dengan berdasarkan pembatasan geografis, meski dalam hal pandangan hidup sudah beraneka ragam. Ruang lingkup dari kerukunan yang luas dengan latar belakang orang yang berbeda-beda disetiap desa atau kampung akan bisa terjalin dengan menghormati dan saling tenggang rasa. Dengan demikian, akan menjauh desa/kampung dari kasus “diserang kampung sono” atau juga “tawuran antar kampung”.
  • 5. Rukun sekolah

Kerukunan yang dapat tercipta karena adanya kesamaan dari visi misi dalam hal pendidikan. Hubungan kekerabatan sudah berbeda diantara individu satu sama lain. Tak ada kedekatan secara faktor geografis. Di sini, kerukunan terjadi antar individu karena mempunyai tujuan yang sama yakni belajar mulai dari tingkat SD, SMP, sampai dengan di Perkuliahan.
  • 6. Rukun tempat kerja

Tidak berbeda jauh dari rukun sekolah, rukun tempat kerja ini terbentuk karena adanya kesamaan dalam visi dan misi didalam ruang pekerjaan, meskipun setiap individu berbeda posisi dan juga kemampuan tetapi untuk menwujudkan visi dan misi dalam ruang kerja diperlukan kerja sama yang baik dalam upaya mencapai tujuan bersama.
  • 7. Rukun alam

Bentuk dari kerukunan yang tercipta diantara hubungan manusia dengan alam. Bila kerukunan yang baik antara manusia dengan alam itu tercipta akan membuat juga lingkungan dan ekosistem yang sehat dan baik. dalam rukun alam ini sebab akibat berlaku, Conthonya , Apabila manusia dapat memelihara sungai dan merawatnya dengan baik maka sungai pun akan memberikan hal baik juga kepada manusia.
  • 8. Rukun beragama

Bentuk dari kerukunan hidup beragama ini tak hanya untuk yang seiman saja, namun juga yang memiliki kepercayaan lain. Di Indonesia, terdapat beragam agama, adat, dan juga budaya dalam membentuk kerukunan antara agama, maka dibutuhkan rasa toleransi yang kuat dan saling menghargai sesama manusia, tidak saling menjelek-jelekkan agama yang lain. Dapat saling memahami perbedaan agama dan keyakinan merupakan pondasi atau dasar dalam hidup rukun antar agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haji dan umroh